Kamis, 06 September 2012

Andai Itu Takdirnya

Andai Itu Takdirnya

Assalamualaikum wbt..

Dan hati ini tidak mampu menidakkan rasa cinta,
Cinta yang semakin mendalami diri dan jiwa,
Ku tak bisa memejamkan rasa,
Saat ia nyata makin membara,
Membelah setiap pancaindera dan deria,
Hingga aku lemas dalam kemelutnya.

Tuhan..
Andai penantian ini ada jawapannya,
Pujuklah hati ini untuk setia dijalan yang KAU redha,
Hadirkan ketenangan agar tidak terkandas dalam kabus cinta,
Berikan pedoman agar rindu itu berpada-pada,
Iringilah Maluku berserta iman di dada,
Agar rasa kasih ini tidak mencalarkan maruah diri yang dijaga.

Tapi jika qada' dan qadar itu mengatakan sebaliknya,
Kurniai aku kekuatan untuk melaluinya,
Palingkanlah cinta ini untuk yang selayaknya,
Kerana aku insan yang tiada daya,
Maka bantulah aku melupakannya,
Jika itu takdirNYA..

Allah..
Andai masih ada rindu,
Kupohon hilangkanlah ia dari hatiku,
Kerana ketidakpastian itu mengganggu,
Perasaan ini mengecewakan insan yang menunggu,
Aku tidak rela terusan terbelenggu,
Dalam pencarian permata berharga milikMU..

Ameen.
 
Sumber : http://www.aisyahumaira.com/2012/01/andai-itu-takdirnya.html

Wanita Mulia

Wanita Mulia

 Assalamualaikum wbt..
Ketika Allah menciptakan wanita,

Malaikat datang dan bertanya, "Mengapa begitu lama, Tuhan?"

Tuhan menjawab, "Sudahkah kamu lihat semua detik yang AKU ciptakan untuknya?"

Dua tangan mesti di bersihkan, setidaknya terdiri dari 200 bahagian yang boleh di gerakan & berfungsi baik agar dapat mengolah berbagai jenis makanan...

Mampu memberikan kenyamanan bagi anak-anaknya...

Mempunyai pelukan yang menyembuhkan rasa sakit hati & kesengsaraan...

Dan semuanya cukup di lakukan dengan kedua tangan ini...

Malaikat menjawab, "Hanya dengan dua tangan ini?"

"Tetapi...,Engkau membuatnya begitu halus & lembut"

"Ya..., AKU membuatnya begitu lembut, tapi kamu belum dapat bayangkan kekuatan yang AKU berikan kepadanya agar ia dapat mengatasi banyak hal luar biasa"

"Apakah dia mampu berfikir?" Tanya Malaikat

Tuhan menjawab, "Tidak hanya berfikir, dia juga mampu berunding dan mengutarakan pendapatnya

Malaikat itu menyentuh dadanya,
"Tuhan, Engkau buat ciptaan ini kelihatan lemah & rapuh, seolah banyak sekali beban untuknya"

"Itu bukan kerapuhan, itu air mata. AKU berikan padanya supaya dia boleh mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan rasa bangga"

"Engkau memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaan-Mu ini sungguh menakjubkan"

"Ya....., Harus...!!! Wanita ini mempunyai kekuatan untuk mempersona lelaki...

Dia dapat mengatasi beban hidup, mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri...

Mampu tersenyum bahkan ketika hatinya menjerit...

Mampu tertawa saat hatinya menangis...

Dia boleh berkorban demi orang yang di kasihinya...

Dia boleh melawan ketidakadilan...

Dia bersorak disaat melihat temannya bahagia...

Hatinya terluka saat melihat kesedihan...

Dia tahu sebuah ciuman & pelukan dapat menyembuhkan luka...

"CINTANYA TANPA SYARAT"

Malaikat sangat kagum, "Lalu apa kekurangannya?"

Tuhan menjawab, "Hanya satu hal....., Dia terkadang lupa betapa berharganyaa dia"

Wahai wanita, Share tau!! anda sangat berharga!!
 
 Sumber : http://www.aisyahumaira.com/2012/02/wanita-mulia.html

Kamis, 16 Februari 2012

Kejatuhan Iblis 

Sejarah Pertarungan antara Kebaikan dan Keburukan
Dimulai ketika Allah berkata kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan di atas bumi seorang wakil-Ku (Khalifah).”
Kemudian para malaikat bertanya, “Apakah Engkau akan menjadikan sesuatu yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? Padahal kami senantiasa bertasbih memuji Engkau dan mensucikan Engkau.”
Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Kemudian Allah mengajarkan Adam nama-nama segala sesuatu. Kemudian ditanyakan kepada para malaikat, “Sebutkanlah kepada Ku nama-nama benda ini jika kamu benar!”
Para malaikat menjawab, “Maha suci Engkau! Tak ada pengetahuan kami, kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Kemudian Allah berkata, “Hai Adam, sebutkanlah kepada mereka nama-nama itu!”. Lalu Adam menerangkan kepada mereka nama-nama benda itu semuanya.
Kemudian Allah berkata lagi, “Bukankah telah Aku katakan kepada kalian, Aku mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi, dan Aku mengetahui juga apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan (dalam hati).”
Kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat, “Sujudlah kalian kepada Adam! Lalu mereka sujud. Kecuali Iblis. Ia enggan dan membesarkan diri. Dan jadilah ia golongan yang Ingkar (Kafir).” (QS Al A’raaf : 12 – 18)
Allah berkata, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam ketika Aku memerintahkanmu?”
Iblis menjawab, “Aku lebih baik dari dia. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
Allah berfirman, “Turunlah kamu darinya , karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Maka keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk yang hina.”
Iblis berkata, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.”
Berfirman Allah, “Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi tangguh.”
Iblis bersumpah, “Karena Engkau telah menghukumi saya tersesat, saya SUNGGUH-SUNGGUH akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus (shirootokal mustaqiim). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka yang bersyukur.”
Allah berfirman, “Keluarlah kamu darinya sebagai yang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka jahanam dengan kalian semuanya.”
**
Kisah kejatuhan Iblis ini merupakan salah satu bagian dari Aqidah Islam. Dari kisah itu, sejarah manusia di dunia ini bermula. Dan tak habis-habisnya pertempuran antara yang haq dan yang bathil, antara yang Benar dan yang Salah. Dari perspektif inilah kita harus memandang setiap kejadian yang dialami umat manusia.
Diawali dengan dialog antara Allah dengan para malaikat ketika Allah memberi pengumuman bahwa Ia akan menjadikan di muka bumi ini wakil-Nya (Khaliifah). Malaikat memprotes tapi berakhir dengan ketundukan pada Allah hanya dengan kalimat, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Dan para malaikat tidak membantah lagi walaupun jika kita perhatikan, seakan-akan argumen para malaikat itu ada benarnya.
Dilanjutkan dengan demonstrasi keunggulan Adam di hadapan makhluk Allah yang lainnya, setelah Allah mengajari Adam nama-nama benda-benda semuanya. Sehingga Adam pantas untuk menduduki posisi sebagai khaliifah di muka bumi. Hal ini menunjukkan keunggulan makhluk yang bernama Adam ini (manusia) karena Adam mampu “memberi nama”. Mampu mendefinisikan apa yang dia lihat, dia dengar, dia cium, dia rasa dan dia raba dengan suatu “kata yang definitif”. Dalam peristiwa ini pula berarti Allah mengajarkan bahasa kepada Adam. Dengan kemampuan Adam untuk membuat definisi, maka berkembanglah ilmu pengetahuan. Adam dan keturunannya dapat memanfaatkan bumi untuk kepentingannya. Jika kita lihat bangunan-bangunan yang tinggi, yang tingginya ratusan kali tinggi manusia, jika kita melihat pesawat jet, yang kecepatannya jutaan kali kecepatan manusia, maka kita berkata: Maha Suci Engkau ya Allah dan Maha Besar Engkau. Kiranya benar perkataan Mu kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dapatkah kita bayangkan hasilnya jika yang menjadi khaliifah di muka bumi ini adalah makhluk halus seperti malaikat atau jin (asal Iblis)? Dan Allah mengatakan kepada mereka semua sekali lagi: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Setelah para malaikat menyerah kepada tantangan Allah dan setelah Adam mendemonstrasikan keunggulannya, maka Allah memerintahkan kepada mereka semua untuk sujud kepada Adam. Para รข€˜ulama Islam sepakat bahwa sujud di sini dalam arti hormat dan mengakui kemuliaan Adam, bukan menyembah. Karena semua mengerti hanya Allah sajalah yang patut untuk disembah.
Maka membangkanglah Iblis! Dan apa alasannya? Aku lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan Adam dari tanah. Demikianlah LOGIKA IBLIS. Dia mengira bahwa kemuliaan akan tersangkut pada hal-hal yang bersifat fisik. Api dapat membakar tanah. Padahal Allah telah berucap dua kali : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Namun Iblis masih juga membangkang. Dia seakan masih menyangkal pernyataan Allah itu : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dia enggan (untuk patuh kepada perintah Allah dan bersikukuh pada logikanya) dan membesarkan diri (di hadapan Adam dan merasa lebih mulia dari Adam).
Kita manusia hendaknya berhati-hati dengan penyakit Iblis ini yang berdiri di atas LOGIKA IBLIS. Anaa khoirum minhu! Kholaqtanii min naar wa kholaqtahuu min thiin! TIDAK! Tidak mungkin! Saya lebih baik dari dia! Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah (di sini Iblis masih mengakui bahwa Allah yang menciptakan dia). Kitapun dapat terjangkiti penyakit dan logika Iblis. Jika (walau dalam hati) kita mengatakan: Saya lebih mulia dari kamu, karena:
  • saya kaya kamu miskin
  • saya kuat kamu lemah
  • saya tinggi kamu pendek
  • saya cantik kamu jelek
  • saya tampan kamu jelek
  • saya pintar kamu bodoh
  • saya sarjana kamu lulusan SMA
  • saya penguasa kamu rakyat
  • saya keturunan orang bebas kamu keturunan budak
  • saya majikan kamu pembantu
  • dst.
Akibat dari terjangkitinya penyakit dan logika Iblis ini kepada manusia, manusia akan bersikap APRIORI. Belum apa-apa sudah menolak kebenaran. Dia menolak kebenaran karena melihat siapa yang membawanya. Bagaimana Bibit-Bobot-Bebet nya. Inilah yang di dalam pelajaran akhlaq Islam yang disebut Kibir atau Sombong.
Dalam suatu hadits diceritakan, ada seorang sahabat nabi yang bertanya, “Wahai Rasul Allah, aku ini suka sekali mengenakan pakaian yang bagus-bagus dan aku tidak suka melihat orang lain lebih bagus pakaiannya daripada aku, walaupun hanya sandalnya. Apakah aku termasuk sombong/kibir?” Jawab nabi Muhammad, “Tidak, itu bukan kesombongan. Tuhan itu indah dan suka pada keindahan. Yang dimaksud dengan SOMBONG (KIBIR) ialah : menolak kebenaran dan (karena) menghinakan manusia. Al Kibru : bathorul haq wa ghomthun naas.” Dan nabi Muhammad memperingatkan, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada penyakit Sombong (Kibir), walaupun sebesar dzarrah (debu).”
Ditutup dengan sumpah Iblis : Karena Engkau telah menghukumi saya tersesat, saya SUNGGUH-SUNGGUH akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus (shirootokal mustaqiim). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka yang bersyukur. Ya.. Iblis akan berusaha sekuat tenaganya, dalam masa penangguhannya, untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah sejauh-jauhnya. Menjadikan Adam dan keturunannya menjadi tidak bersyukur. Ya.. tidak bersyukur betapa Allah telah menyuruh kepada semua makhluq ciptaan Nya untuk sujud memuliakannya. Betapa dia telah dimuliakan oleh Allah atas segala alam. Tidak bersyukur karena dia melanggar petunjuk-petunjuk Nya yang menyebabkan dia terpedaya oleh syaithan dan menjadi terhina bersama syaithan. Bahkan sungguh-sungguh tidak bersyukur karena dia mengadakan sekutu bagi Allah yang telah memuliakan dirinya sedemikian rupa.
Maka Iblis bersumpah: Awass kamu Adam! Kamu telah membuat aku celaka! Aku tidak akan berdiam diri selama-lamanya! Awass kau! Aku akan membuat engkau mempersekutukan Allah! Aku akan membuat engkau dan keturunanmu menolak segala perintah-perintah Nya! Aku akan membuat engkau menyombongkan diri di hadapan Nya! Aku akan membuat keturunanmu mengaku: Ana Robbukumul A’laa, Aku Tuhanmu yang Maha Tinggi! Aku akan membuat keturunanmu berbuat segala macam pelanggaran! Aku akan mengajarkan keturunanmu untuk membuat berbagai macam agama dan isme! Pokoknya aku akan membuat anak keturunanmu tersesat dan dimurkai oleh Allah dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya dan dengan kemurkaan yang sebesar-besarnya! AWASS KAU ADAM!!!
Demikianlah.. mulai saat itu dimulailah pertarungan antara Adam dan keturunannya melawan Iblis dan keturunannya. Pertarungan antara yang haq dan yang bathil.
Namun Allah memberikan kepada Adam suatu janji. Karena Adam tidak meminta penangguhan sebagaimana Iblis meminta penangguhan hingga hari kiamat.
“Turunlah kamu berdua dari jannah, kemudian jika datang petunjuk Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqoroh : 38 – 39)
Allah menjanjikan kepada nabi Adam bahwa di antara keturunan-keturunannya banyak yang akan dijadikan nabi. Untuk membawa petunjuk-petunjuk Nya dalam menghadapi tipu daya Syaithan (Iblis dan keturunannya). Untuk memenangkan pertarungan. Untuk mengingatkan akan hari yang bersejarah itu. Untuk mengingatkan permusuhan bapak mereka dengan nenek moyang syeithan, Iblis. Untuk mengingatkan: Innahu lakum ‘aduwwum mubiin (Sesungguhnya syaithan itu musuh besar yang nyata bagimu). Untuk memenangkan agama Nya atas semua agama-agama yang lain, dan cukuplah Allah menjadi saksi. Dan dimulailah sejarah kenabian hingga nabi yang terakhir, yang turun di Arab dari benih nabi Ismail: nabi Muhammad.
Maka kita berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang dirajam.
Maha benar Allah dengan segala firman-firman Nya.
Mohon maaf atas kekhilafannya. Yang benar dari Allah, yang salah dari saya.
***
Dari Sahabat

Dajjal vs Isa Ibnu Maryam 

Sebagaimana diketahui, bahwa beriman terhadap hari akhir merupakan salah satu rukun iman dalam aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah. Hari Akhir tiba dengan didahului tanda-tanda kecil dan besar. Adapun yang tergolong tanda-tanda besar adalah: Munculnya Dajjal Dan Turunnya Isa Ibnu Maryam.
Ada sebagian orang-orang (ulama lokal) seperti. Prof. Hamka, Quray Shihab, Hj. Irene (mantan biarawati) yang tidak percaya akan turunnya Isa Ibnu Maryam dan munculnya Dajjal. (lihat buku: Jangan Tunggu Nabi Isa Turun) Hal ini dikarenakan, bahwa Hadits Abi Umamah al Rahili “sanadnya lemah”, juga (oleh Hj. Irene) dikatakan cerita “Dajjal dan turunnya Isa” hanya berasal dari Bibel.
TETAPI seorang Mujaddid dan Ahli Hadits dunia, yaitu: Asy-Syaikh al-Allamah al-Mujaddid Syaikhul Islam Muhammad Nasirudin Albani Rahimahullah, telah menyatakan, bahwa, Hadits-Hadits tentang munculnya Dajjal dan turunnya Isa Ibnu Maryam “setelah di takhrij dan tahqiq” adalah SHAHIH dan MUTAWATIR (banyak yang meriwayatkan). (lihat, Nabi Isa vs Dajjal. Hal.33)
Kisah ini dikumpulkan hanya sebagian dari hadits-hadits dari sekian banyak hadits-hadits yang mengkisahkan tentang Dajjal vs Nabi Isa. Sumber: NABI ISA vs DAJJAL oleh: Ahli Hadits Syekh Albani, HURU-HARA HARI KIAMAT oleh: Ibnu Katsir
(baca dengan sabar!)
**
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Allah tidak pernah menurunkan ke bumi sejak penciptaan Adam hingga tejadi hari kiamat, sebuah fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajal. Saya telah mengatakan suatu perkataan yang belum pernah seorangpun mengatakannya (dari nabi) sebelumku.Dia (Dajjal) itu dari golongan manusia, dengan (ciri-ciri): rambut keriting, mata kiri buta, diatas mata kanannya ada alis yang tebal, dan ia mampu menyembuhkan kebutaan, dan penyakit belang-belang,
Dajjal keluar pada saat agama mulai melemah dan ilmu pengetahuan tidak lagi di gubris. Ia akan tinggal dan berjalan dibumi selama 40 hari. Sehari bagaikan setahun, setahun bagaikan sebulan, dan sehari bagaikan satu jumat. Kemudian seluruh hari-harinya seperti harimu ini.
Ia mengajak manusia untuk mengikuti lalu diikuti, dan mengajak orang-orang lalu ia membunuh mereka. Ia menampakkan dirinya pada mereka hal seperti itu terjadi hingga ia mendatangi Madinah.
Maka nampaklah agama Allah dan diamalkan; agama Allah diikuti dan ia (Dajjal) suka akan hal itu. Kemudian ia berkata setelah itu, “sesungguhnya aku seorang nabi!” lalu bergetarlah semua yang berakal dan mereka pun pergi meninggalkannya. Lalu ia tinggal setelah itu dan berkata, “Aku adalah Allah!” maka matanya menjadi tertutup, telinganya terpotong dan tertulis diantara kedua matanya kafir, yang terbaca oleh segenap mukmin yang mampu menulis dan yang tidak mampu menulis.
Dia membawa fitnah (cobaan bagi manusia) yang besar. Dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujannya, maka turunlah hujan itu dan disaksikan oleh orang-orang.
Ketika Dajjal muncul, seorang lelaki dari orang-orang yang beriman mencarinya, maka ia bertemu dengan sekelompok dajjal-dajjal (kecil), lalu mereka bertanya kepadanya, “Apa yang kamu cari?” Dia (lelaki itu) menjawab, “saya mencari orang yang keluar!” lalu mereka bertanya kepadanya (kembali), “Apakah kamu tidak mempercayai tuhan kami?” Dia menjawab: “Tuhan kami tidaklah samar.” Lalu mereka membawanya ke hadapan Dajjal (terbesar). Ketika orang beriman itu melihatnya, dia berkata, “Wahai sekalian mamusia, inilah dajjal yang telah disebutkan oleh Rasulullah s.a.w.
Maka Dajjal segera menyuruh merebahkan tubuh orang beriman tersebut, dan memerintahkan untuk mengupas kulit dan memukuli punggung dan perutnya. Lalu Dajjal bertanya, “Apakah engkau masih tidak mempercayai kami?” Dia menjawab, “Engkau adalah Dajjal si pendusta. Kemudian diperintahkan supaya (mukmin tersebut) digergaji dari atas kepalanya hingga kakinya menjadi dua bagian, lalu Dajjal tersebut berjalan ditengah dua bagian badan yang telah tebelah dua.
Kemudian Dajjal memerintahkan kepadanya, “Bangunlah!” maka bangunlah dan tegaklah dia. Kemudian Dajjal bertanya lagi, “Apakah kamu masih belum percaya kepadaku?” dia menjawab, “Tidak berkurang pengetahuanku tentang kamu, bahkan bertambah yakin.” Kemudian orang beriman tersebut berkata, “Wahai sekalian orang, dia (Dajjal) tidak dapat berbuat demikian lagi kepada seorangpun (membunuh kembali mukmin tersebut).
Maka dia (Dajjal) berusaha untuk membunuh kembali orang beriman tersebut. Tetapi Allah telah meletakkan diantara lehernya dan bagian belakang orang itu sebuah tembaga, hingga tidak mampu disembelih. (karenanya) kemudian dipeganglah tangan dan kaki orang (mukmin) tersebut lalu dilemparkannya. Mereka menyangka ia dilemparkan ke dalam neraka, padahal ia dilemparkan ke surga. Itulah manusia yang paling besar kesaksiannya (mati syahid) di sisi Tuhan Rabbul ‘Alamin.
Kemudian kaum muslimin lari kegunung Dukhan di Syam, lalu (Dajjal) datang kepada mereka dan mengepungnya. Kepungan itu sangat hebat dan sangat membuat mereka lelah.
Isa turun!
Ketika keadaan mereka seperti demikian keadaannya (genting), tiba-tiba terdengar suara panggilan dari sudut bukit, “Wahai sekalian manusia, aku mendatangkan untuk kalian pertolongan. Lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Sesungguhnya suara ini adalah suara laki-laki yang tidak pernah kelaparan.”
Ibnu Maryam akan turun kepada umatnya (umat muhammad) diwaktu antara adzan dan iqomah. Ia turun di menara putih di timur Damaskus antara dua tempat. Ia menyandarkan kedua punggungnya pada sayap-sayap dua malaikat.
Lalu turunlah (hadirlah) Isa ibnu Maryam ketika shalat shubuh, dan pemimpin (imam) mereka berkata kepadanya (Isa): “semoga Allah memberi ketenangan; silahkan (Nabi Isa) maju untuk memipin shalat!” Lalu dia (Nabi Isa) berkata: “Ummat ini adalah pemimpin (bagi) sebagian mereka kepada yang lainnya!” Lalu pemimpin (Imam) mereka maju dan memimpin shalat.
Setalah menyelesaikan shalatnya, Isa mulai berperang, dan dia pergi kearah Dajjal. Ketika ia (Dajjal) melihatnya (melihat Isa), dia (Dajjal) merasa ketakutan (kemudian meleleh) sebagaimana timah meleleh, lalu dia (Isa) meletakkan antara dua dadanya (Dajjal), lalu membunuhnya, dan dia (Isa) juga memerangi para pengikut-pengikutnya. Pada saat itu tidak ada sesuatu yang dapat melindungi salah satu diantara mereka (pengikut Dajjal), sampai pohon akan berkata kepadanya: “Wahai orang beriman, ini orang kafir (bersembunyi)!” dan batu juga berkata: Wahai orang beriman, ini orang kafir!”
Kemudian nabi Isa a.s. menetap di bumi selama 40 tahun sebagai pemimpin yang adil dan penengah yang jujur.
Sabda Nabi s.a.w.: “Tidak ada antaraku dengannya (Isa) seorang nabi, dan sesungguhnya dia akan turun. Jika kalian melihatnya maka percayailah, seorang laki-laki yang kulitnya antara merah dan putih, pertengahan antara kedua warna tersebut, seakan-akan kepalanya basah sekalipun tidak dikenai air. Maka dia memerangi manusia demi islam, dia menghancurkan salib, menbunuh babi, membebaskan pajak, dan Allah menghancurkan pada zamannya itu semua agama kecuali Islam. Dia (Allah pada zaman itu) membinasakan si pembohong (Dajjal) (sehingga akhirnya penduduk di muka bumi ini merasa aman, sampai unta hitam bersusuhan dengan unta, singa dengan sapi, serigala dengan kambing, anak kecil bermain dengan ular tapi tidak membahayakannya.) Nabi Isa a.s. menetap di bumi selama 40 tahun sebagai pemimpin yang adil dan penengah yang jujur, kemudian dia wafat, maka orang-orang beriman menshalatkannya.
***
Wallahualam bishowab

Musa dan Khidir 


MUSA adalah nabi yang paling banyak disebut nama dan kisahnya dalam al Qur’an. Lebih dari 125 nama Musa tercantum di dalamnya. Tentu kita bertanya kenapa Allah mengistimewakan Musa as dari nabi-nabi yang lain? Dan kenapa kisah nabi Musa merupakan kisah yang terbanyak disebut dalam al Quran?.
Pertama, nabi Musa as merupakan lima dari para nabi yang memiliki sifat Ulil ‘Azmi yang menurut urutanya menduduki martabat kedua setelah nabi kita Muhammad saw.
Kedua, sesungguhnya Allah telah memilih dan mengistimewakan Musa as lebih dari manusia yang lain di masanya atau di zamannya untuk membawa risalah Nya dan untuk berbicara langsung dengan Nya. Allah berfirman, “Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu” QS. Thaha : 13
Ketiga, Allah berfirman dalam al Quran ” Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” QS. An-Nisaa: 164. Ini merupakan keistimewaan dan kelebihan yang diberikan Allah kepada Nabi Musa as. Oleh karena itu ia telah diberi gelar “Kalimullah”, yang artinya bahwa Musa as telah mendapat wahyu langsung dari Allah tidak melalui perantaraan Jibril as, sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu melalui perantaraan Jibril. Adapun nabi kita Muhammad saw melebihi nabi Musa as dan nabi-nabi yang lainnya, karena disamping beliau telah mendapat wahyu melalui Jibril as, pula beliau telah bertemu muka dan berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu Mi’raj
Keempat, Allah telah melimpahkan kasih sayang kepada nabi Musa as dari mulai lahirnya dan selalu mendapat pengawasan-Nya. Allah berfirman dalam QS. Thaha: 39 “Dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu dan supaya kamu diasuh dibawah pengawasan Ku”
Selain dari yang disebut di atas, Allah telah membeberkan kisah nabi Musa dan Khidhir dalam kitab suci al Qur’an. Dalam kisah Musa dan Khidhir, Allah hendak menunjukkan pada kita risalah pematangan rohani kekasih-Nya, Nabi Musa AS. Agar nabi yang diistimewakan dan cemerlang kecerdasan otaknya itu juga menjadi hamba yang cemerlang kecerdasan batinnya hingga ia pun (seperti halnya Nabi Khidir as) cekatan memahami suatu tindakan, peristiwa, dan segenap kenyataan hidup yang terbentang di depan mata. Juga, dilain fihak, Allah mengajarkan kepada Musa kenyataan rutin dalam hidup sehari-hari, dengan bahasa batin, bahasa hati, bahasa jiwa bukan dengan bahasa mulut atau bahasa lisan yang bisa memutar balikan kata kata. Nabi Khidir as di sini disuruh Allah memainkan peran sebagai guru tarekat, guru rohani, bagi Nabi Musa as untuk mengajarkan kepadanya hakikat hidup.
Singkatnya, saya tidak akan bawakan kisah nabi Musa as dan Khidhir as secara rinci, karena kisah mereka sudah banyak diketahui dan sangat luas tidak cukup dibeberkan dalam beberapa lebar kertas. Akan tetapi disini, saya akan bawakan perjalanan terakhir nabi Musa as dan Khidhir as, disaat mereka berjalan dan tiba di satu kampung di mana penduduk kampung itu tidak ada yang ingin menjamu mereka
Allah berfirman dalam kitab suci, “Maka keduanya berjalan hingga tetkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh maka Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata : jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidir berkata : inilah perpisahan antara aku dengan kamu, aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya” surat al-Kahfi
Ayat di atas, menurut kisahnya, nabi Musa as dan Khidhir as berjalan bersama-sama sehingga tiba ke suatu kampung dimana penduduknya pelit dan kikir. Semua tidak ada yang mau menjamu mereka, semua menutup pintu menolak menerima mereka sebagai tamu asing di kampung itu.
Pelit dan kikir disini bukan hanya dalam harta dan benda. Akan tetapi pelit dan kikir sangat luas, bisa pula diartikan pelit dan kikir dalam bermu’amalat sesama manusia, pelit dan kikir dalam tindakan dan perilaku, pelit dan kikir dalam sapa dan nyapa. Karena agama diturunkan bukan hanya untuk solat dan puasa, bukan pula hanya untuk duduk di atas sejadah atau di dalam masjid, akan tetapi agama sangat luas dan lebar, salah satu diantaranya, agama juga diturunkan untuk bermu’amalat sesama manusia. “Addin Mu’amalah”, begitulah sabda nabi kita Muahammad saw.
Nabi kita Muhammad bersabda “tidak berkumpul kekikiran dan keimanan di satu hati”
Tatkala Allah menciptakan surga Firdaus yang mengalir di dalamnya sungai sungai, dan tertanam di dalamnya pepohonan yang indah, Dia pun berkata kepada surga Nya “Wahai surga berkatalah dengan seizin Ku”. Surgapun berkata “Sesungguhnya beruntunglah orang orang yang beriman”. Lalu Allah menegaskan kepada surga “Dengan kekuasaan dan kebesaran Ku, orang pelit dan kikir tidak bisa sama sekali mendampingimu”
Cerita tetang pelit dan sombong, saya jadi teringat dengan kisah seorang kaya dari bani Israil yang sedang duduk makan siang bersama-sama istrinya. Di atas meja tersedia segala macam hidangan diantaranya ada ayam panggang. Tiba tiba seorang pengemis datang mengetuk pintu. Istrinya pun berkata kepada suaminya “Pak! Ada pengemis di depan rumah, kasihan pak. Apakah kita bersedekah kepadanya dengan sepotong ayam panggang? Sang suami tiba-tiba membentaknya “Jangan! usirlah pengemis itu dari depan rumah!.
Dunia pun berputar, hari berganti hari, bulan berubah menajdi tahun. Si kaya yang digenangi dengan segala macam kenikmatan berobah menjadi miskin. Istri kesayanganya ditalaknya. Setelah ditalak sang istri kawin lagi dengan seorang laki laki kaya. Kemudian terulang lagi peristiwa sang istri makan siang bersama-sama suaminya yang baru. Tentu di atas meja terhidang segala macam makanan, dan tidak ketinggalan pula terdapat seporsi ayam panggang.
Tiba tiba seorang pengemis datang mengetuk pintu meminta makanan. Sang suami berkata kepada istrinya dengan penuh rahmah: “Ambilah sepiring nasi dan sepotong ayam panggang sebagai lauknya, berikanlah kepada pengemis itu”. Setelah nasi dan ayam panggang diberikan kepada si pengemis, sang istri pun menangis.
Suaminya sangat heran dan bertanya, “kenapa dik kamu menangis? Apakah kamu marah karena aku memberi pengemis itu nasi dan ayam panggang?”.
Istrinya menjawab, ” tidak pak, tidak sama sekali, akan tetapi aku menangis karena ada sesuatu yang sangat ganjil dan ajaib”.
Sang suami jadi penasaran ingin tahu apa yang ganjil dan ajaib itu. Ia pun bertanya, “Bu, apa gerangan yang ganjil dan ajaib itu? “.
Istrinya menjawab, “Apakah kamu tahu siapa pengemis yang datang di depan pintu tadi? Sesungguhnya ia adalah suamiku yang pertama”.
Mendengar ulasan sang istri, sang Suami segera berkata kepada istrinya “Apakan kamu tahu siapa aku sebenarnya? Sesungguhnya aku adalah pengemis pertama yang datang dulu ke rumahmu”.
Subhanallah, Itulah dunia. Makanya janganlah sekali-kali menghina atau meremehkan seseorang, kemungkinan penghinaan itu bisa berbalik kepada diri penghina. Tuhan memberi rahmah kepada orang yang dihina dan sebaliknya diberikan kutukan dan musibah kepada penghina. Janganlah menghina orang miskin, orang bodoh, orang lemah siapa tahu Allah mengangkat derajatnya di kemudian hari, dan dijadikan penghina menjadi terhina dihadapanya. Dunia itu berputar, sesaat ia berada diatas dan sesaat lagi berada di bawah. Kalau ia sedang berada di atas jangalah sombong, angkuh dan bangga, sebaliknya kalau ia berada di bawah jangalah gelisah atau putus asa. Sesungguhnya di langit itu ada kerajaan yang Maha Besar, tertulis di depan pintun gerbangya: “Dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami” almu’minun 17
“Katakanlah : Ya Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engaku cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatau. Engkau masukkan malam kedalam siang dan Engkau masukan siang kedalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa batas ” al-Quran
Maka, “Cintailah yang dibumi agar yang di langit mencitaimu”


Oleh : Hasan Husen Assagaf

Dialog Iblis dan Rasulullah SAW 

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.”
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),
“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”
Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya.”
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu.”
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.”
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, “Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku.”
Pertanyaan Nabi (2):
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”
Jawab Iblis:
“Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat.”
Pertanyaan Nabi (3):
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?”
Jawab Iblis:
“Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”
Pertanyaan Nabi (4):
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis:
“Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku”
Pertanyaan Nabi (5):
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya.
Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya – matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman.”
Pertanyaan Nabi (6):
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya.”
Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya.”
Pertanyaan Nabi (8):
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa.”
Pertanyaan Nabi (9):
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis:
“Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar – besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk.”
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan, “Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan, “Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid.”
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu’ – dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata, “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya.” Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya.”
Pertanyaan Nabi (10):
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat.” Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.
Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur.”
Pertanyaan Nabi (11):
“Siapa yang serupa dengan engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam.”
Pertanyaan Nabi (12):
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”
Pertanyaan Nabi (13):
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari.”
Pertanyaan Nabi (14):
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah merasa kenyang.”
Pertanyaan Nabi (15):
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya.”
Pertanyaan Nabi (16):
“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”
Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu.”
Pertanyaan Nabi (17):
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”
Pertanyaan Nabi (18):
“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam.”
Pertanyaan Nabi (19):
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya”
Pertanyaan Nabi (20):
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka, membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda,’Syurga itu di bawah tapak kaki ibu’”
***
Dari Sahabat

Cinta kepada Allah Menyelamatkan Yusuf dari Perbuatan Maksiat 

Yusuf kecil tumbuh menjadi pemuda yang indah parasnya, jernih matanya, dan halus budi pekertinya. Tak heran jika Zulaikha, istri seorang pejabat Mesir yang memelihara Yusuf, tertarik padanya. Asy-Sya’rawi menulis, kalau pada awalnya Zulaikha memandang Yusuf as sebagai seorang remaja, kini pandangan itu telah berubah. Sehingga ketika misalnya Zulaikha meminta membawa segelas air, dia berkata kepada Yusuf as, “Mendekatlah! Mengapa menjauh? Duduklah di sampingku.”
Tanpa sadar tumbuh benih-benih cinta pada diri Zulaikha. Cinta itu semakin hari semakin besar. Ia pun tambah berani. Bukan hanya isyarat-syarat halus yang sekarang ditampakkan, gerak-geriknya semakin jelas menunjukkan rasa itu. Bahkan semakin menjadi-jadi karena Yusuf as berpura-pura tidak mengerti atau mengalihkan pandangan dan pembicaraan.
Suatu ketika, di saat cintanya tak terbendung lagi, Zulaikha merencanakan untuk berduaan saja dengan Yusuf as di suatu ruang di rumahnya. Untuk itu, ia membersiapkan diri dengan berdandan sebaik mungkin.
Saat ia telah berada di ruang itu bersama Yusuf as, ia menutup rapat pintu-pintu dan tabir-tabirnya. Kemudian ia berkata dengan penuh harap dan merayu, “Marilah ke sini, laksanakan apa yang kuperintahkan!” Rayuan kepada Yusuf as dilakukan berkali-kali, bahkan dengan memaksa.
Seandainya Yusuf as hanya memperturutkan hawa nafsunya, pastilah ia melakukan seperti apa yang diinginkan Zulaikha. Yusuf as adalah laki-laki normal yang punya ketertarikan pada wanita. Apalagi Zulaikha adalah wanita yang cantik jelita.
Namun, cinta Yusuf as kepada Allah jauh lebih besar dari itu. Cinta yang selalu dalam hubungan intim dengan-Nya melalui zikir. Senantiasa menunaikan hak-haknya. Yang memandang kepada-Nya dengan mata hati. Yang terbakar hatinya oleh hakekat Ilahi. Tabir pun terbuka sehingga sang Maha Kuasa muncul dari tirai-tirai gaib-Nya. Maka, tatkala berucap, dengan nama Allah. Tatkala bergerak, atas perintah Allah. Dan tatkala diam, bersama Allah.
Begitulah keadaan Yusuf as yang dilukiskan oleh Thabathaba’i. Sehingga walaupun Yusuf as memiliki birahi sebagaimana manusia yang lain, ia tak menuruti godaan dan rayuan Zulaikha. Jangankan mempunyai tekad atau keinginan, perhatian dan pandangannya tak lagi tertuju kepada wanita itu maupun wanita lain. (imam)
***
Alifmagz – detikRamadan